ARTIKEL
AKSI NYATA MODUL 1.4
KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI LANGKAH AWAL
BUDAYA POSITIF DI SMAN 3 SAMPANG
Oleh :
Sri Oktafia Setyaningsih, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 SMAN 3
Sampang – Jawa Timur
A.
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi di abad 21 ini dapat menyebarkan dengan cepat budaya asing ke negara kita. Kondisi ini berpegaruh pada karakter generasi masa depan anak didik kita, fenomena
krisis karakter sangat memprihatinkan. Generasi muda saat ini kurang mampu menyaring dan
mengkaji apakah tren budaya asing tersebut sesuai dengan budaya kita. Karakter
anak didik kita saat ini baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar sudah jauh dari
nilai-nilai kebajikan yang diharapkan. Padahal sekolah sudah
menerapkan budaya positif namun belum maksimal dan masih perlu dibenahi karena
tidak sesuai dengan kebutuhan murid pada umumnya. Budaya positif di sekolah adalah nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan, dan kebiasaankebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid
agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan
bertanggung jawab.
Sekolah
sebagai lembaga
pendidikan pembentukan karakter pada anak. Guru sebagai
pendidik memiliki
peranan penting dalam merancang sebuah strategi yang efektif dan berpihak pada
murid untuk menentukan tujuan pendidikan agar murid tidak salah arah. Penerapan
budaya positif disekolah merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Penerapan budaya positif ini tidak bisa dilakukan tanpa
dukungan dari semua unsur disekolah. Dengan penerapan budaya positif ini diharapkan
dapat mewujudkan visi sekolah dan membentuk karakter murid
dalam mengimplementasikan nilainilai Profil Pelajar Pancasila. Harapannya sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi murid. Hal ini sejalan
dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu pembelajaran di sekolah
harus dapat membawa murid memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya melalui
merdeka belajar. Budaya positif di sekolah dapat dibangun dengan membentuk
keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Dengan adanya keyakinan
kelas yang disusun bersama antara guru dan murid, maka semua akan bertanggung jawab untuk menjalankan sebagai langkah awal membangun
budaya positif di sekolah. Selain itu penerapan
segitiga restitusi dalam mengatasi permasalahan dapat membimbing murid menjalankan budaya positif.
B.
TUJUAN
Tujuan kegiatan aksi nyata ini adalah:
1.
Menumbuhkan budaya positif
dengan menanamkan nilai kebajikan dan keyakinan kelas yang sudah di
buat
2.
Meningkatkan keberanian
dan rasa percaya diri murid untuk mengemukakan pendapat mengenai gambaran kelas
yang diinginkan
3.
Menumbuhkan motivasi
intrinsik pada murid
4.
Meningkatkan rasa tanggung
jawab, disiplin,
dan kemandirian pada murid
5.
Menciptakan proses belajar
mengajar yang aman dan nyaman
C.
TOLAK UKUR
Tolak ukur kegiatan aksi nyata ini adalah:
1.
Tersusunnya kesepakatan dan keyakinan kelas sesuai dengan nilai Profil Pelajar Pancasila
2.
Guru dan murid saling peduli dan saling menghormati
3.
Guru dan murid semangat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
4.
Guru
dan murid mampu melaksanakan budaya positif (keyakinan kelas dan
segitiga restitusi) secara konsisten
5.
Guru
dan murid mampu menjalankan kesepakatan yang telah
dibuat dengan penuh tanggung jawab
D.
LINIMASI TINDAKAN
Liminasi tindakan kegiatan aksi nyata ini adalah :
1. Berkonsultasi dan
mengajukan gagasan ide kepada kepala sekolah
2. Berdiskusi mengenai
langkah konkrit yang akan dilakukan
3. Mendesain kesepakatan
kelas bersama murid
4. Tahap aksi meliputi
melakukan aksi nyata terhadap murid dengan memfasilitasi untuk membuat
kesepakatan kelas
5. Kesepakatan kelas yang
telah disepakati selanjutnya ditandatangani seluruh warga kelas dan
dipasang di dinding kelas untuk ditaati
6. Menerapkan keyakinan dan
restitusi secara berkelanjutan dan konsisten
7. Mengatur jadwal untuk
melakukan desiminasi kepada semua warga sekolah
8. Menyiapkan bahan
presentasi yang berisi Konsep materi Budaya Positif yang terdiri dari
Disiplin positif dan nilai2 kebajikan universal; Teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, restitusi; Keyakinan kelas; Kebutuhan
dasar manusia dan dunia berkualitas; Lima posisi kontrol; Segitiga restitusi
9. Melakukan desiminasi kepada rekan sejawat tentang Budaya Positif, keyakinan kelas yang telah di susun oleh murid di kelas dan implementasi segitiga restitusi saat menyelesaikan masalah
10. Melakukan refleksi dan rencana perbaikan untuk implementasi ke depan
E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Dalam melaksanakan kegiatan aksi nyata ini perlu dukukangan dari :
1. Orang tua murid sebagai lingkungan
pertama untuk menerapkan budaya positif di rumah
2. Warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, pemdidik
dan tenaga kependidika sebagai teladan dalam
menerapkan budaya posistif secara konsisten di
lingkungan sekolah
3. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah
4. Komite sekolah dan masyarakat sekitar sekolah sebagai kontrol untuk menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah
F.
DESKRIPSI AKSI NYATA
Aksi
nyata budaya positif modul 1.4 ini merupakan kegiatan paling banyak dibanding
modul sebelumnya. Untuk mensukseskan aksi nyata ini saya berkonsultasi dan
mengajukan gagasan ide kepada kepala sekolah tentang rencana Diseminasi Budaya Positif kepada semua warga di SMAN 3 Sampang. Selanjutnya saya menyiapkan bahan presentasi yang berisi Konsep
materi Budaya Positif yang terdiri dari Disiplin positif dan
nilai-nilai kebajikan universal; Teori motivasi, hukuman dan penghargaan,
restitusi; Keyakinan kelas; Kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas; Lima posisi kontrol;
Segitiga restitusi dalam
bentuk power point. Saya juga melakukan koordinasi dengan tim terkait sarana
prasarana, konsumsi, dan administrasi lainnya. Sasaran
Diseminasi Budaya Positif ini adalah Bapak Ibu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMAN 3 Sampang.
Kegiatan Diseminasi Budaya Positif
dilaksanakan pada hari Senin, 16 Oktober 2023 yang
dihadiri oleh kepala sekolah, 30 orang pendidik dan 3 orang tenaga
kependidikan. Kepala sekolah menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif merupakan
kegiatan berbagi praktik baik yang dilakukan oleh CGP SMAN 3 Sampang angkatan 9 dan penting untuk
diimplementasikan secara bersama-sama dalam rangka mewujudkan sekolah yang aman
dan nyaman bagi murid. Kepala Sekolah juga
menyampaikan bahwa siap mendukung dan memfasilitasi semua kegiatan
yang berkenaan dengan pengembangan pembelajaran menjadi lebih baik. Selama kegiatan diseminasi peserta sangat bersemangat dan antusias saat menyimak
materi serta
berperan aktif dalam mengikuti kegiatan hingga akhir sesi.
Rangkaian kegiatan Aksi Nyata dalam
Diseminasi Budaya Positif yang saya dilakukan menghasilkan
pemahaman dari pendidik dan tenaga kependidikan mengenai implementasi
Budaya Positif di sekolah, khususnya dalam penyusunan keyakinan kelas dan
restitusi. Saya
berbagi praktik baik tentang implementasi penyusunan keyakian kelas dan
penyelesaian masalah menggunakan segitiga restitusi. Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas
dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas
tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya
positif. Dalam mewujudkan prilaku warga sekolah yang memiliki budaya positif. Hal pertama yang perlu
diciptakan dan disepakati adalah membuat keyakinan-keyakinan atau
prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas untuk mendapatkan
nilai-nilai kebajikan yang disepakati Bersama. Mengapa keyakinan kelas,
mengapa tidak peraturan kelas saja? Jawabannya adalah suatu keyakinan
akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik.
Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya,
daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan yang mengatur mereka
harus berlaku begini atau begitu yang membuat ketidaknyamanan dan keterpaksaan.
Restitusi adalah proses
menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen; 2004). Adapun langkah-langkah dalam
menerapkan segitiga restitusi adalah (1) Menstabilkan
identitas, (2) Validasi tindakan yang salah, dan (3) Menanyakan
keyakinan. Dengan penerapan segitiga restitusi diharapkan
mampu meningkatkan motivasi murid untuk lebih baik sepanjang hidupnya dan
motivasi tersebut muncul dari dalam diri sendiri bukan karena faktor takut
mapun mengharapkan imbalan. Semua hal ini dilakukan untuk menciptakan pembelajaran
yang nyaman dan menyenangkan serta berpihak pada murid.
Hal yang saya dapat dari kegiatan Diseminasi Budaya Positif adalah kolaborasi. Saya melakukukan kerjasama dengan tim sarana
dan prasarana, humas serta kesiswaan sekolah untuk berkolaborasi agar dapat melaksanakan kegiatan
Diseminasi ini. Harapannya ke depan kolaborasi dengan semua stakeholder sekolah ini akan terus dilakukan dalam hal implementasi Budaya Positif di SMAN 3 Sampang. Seluruh warga sekolah harus terus berkolaborasi untuk mewujudkan
Visi dan Misi
sebagai prakarsa perubahan dalam menguatkan karakter positif dan mencetak
generasi yang berjiwa Profil Pelajar Pancasila. Perasaan
saya setelah melakukan aksi nyata ini adalah senang dan sangat bersemangat
dalam melakukan perubahan di SMAN 3 Sampang. Perubahan dalam hal penerapan
konsep inti budaya positif yang melibatkan semua warga sekolah.
G.
RENCANA PERBAIKAN
Rencana saya ke depan akan terus berinovasi dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid demi dapat “menuntun” anak agar dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Besar harapan saya akan terus adanya perbaikan dalam mengimplementasikan Budaya Positif di SMAN 3 Sampang. Hal penting dari segi rencana perbaikan adalah terus melakukan evaluasi secara berkala, meningkatkan koordinasi dengan semua pihak di lingkungan sekolah, melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah untuk menciptakan budaya positif, menganalisis kebermanfaatan hasil diseminasi terhadap murid dan lingkungan belajar. Selain itu saya sebagai pendidik juga akan terus belajar sepanjang hayat salah satunya dengan mengikuti pelatihan belajar mandiri dari berbagai sumber terkait pengembangan pembelajaran yang berpihak pada murid.
H.
DOKUMENTASI AKSI NYATA
a.
Membuat Keyakinan Kelas
b. Diseminasi Budaya Positif di SMAN 3 Sampang
c.
HASIL KEYAKINAN KELAS
1.
SEMANGAT BELAJAR (aktif
dalam mengikuti pelajaran)
2.
SALING MENGHORMATI (hormat
kepada guru dan orang tua)
3. MENJAGA KEBERSIHAN (menjaga kebersihan kelas dan sekolah)
4.
KERJASAMA (belajar bersama dalam kelompok)
5.
BERDOA SEBELUM DAN SESUDAH PELAJARAN
6. TERTIB (berpakaian rapai sesuai ketentuan)
7.
DISIPLIN (datang ke
sekolah tepat waktu)